PROGRAM KERJA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) TINGKAT SMP/MTs TERBARU


Bismillahirrohmannirohin... Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kita semua, sholawat serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan Nabi Besar kita, Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaatnya di hari akhir nanti. Aamiinn

Pada penulisan kali ini, penulis berbagi kembali tentang file-file yang berhubungan dengan dunia pendidikan yaitu mengenai Program Kerja Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP/MTs. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di (SMP/MTS ) merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Semasa SMP/MTS, peserta didik dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengambil pilihan, bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan capaian pelayanannya sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik/konseli. Dalam upaya memperoleh capaian pembelajaran, yang memiliki makna luas, Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Layanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya melalui capaian layanan Bimbingan dan Konseling yang merupakan indikator utama dalam menunjang optimalisasi perkembangan pada aspek pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik.

Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP/MTS dilaksanakan oleh Guru BK sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan kolaborasi dan sinergitas kerja antara Guru BK, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staff administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Program BK pada dasarnya disusun dalam rangka membantu mengatasi permasalahan siswa, mengimplementasikan seluruh fungsi dan layanan BK, serta pemahaman bahwa siswa merupakan anak didik yang memiliki segala kelebihan dan kekurangannya di samping kedinamisan perubahan perilaku mereka, maka telah menjadi tanggung jawab guru BK untuk membantu siswa dalam mengembangkan dirinya secara optimal sehingga tercapailah pembentukan karakter yang baik.  Kegiatan layanan dilaksanakan oleh Guru BK di SMP/MTS secara sistematis, logis, objektif, berkelanjutan dan terprogram. Kegiatan-kegiatan ini untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik SMP/MTS dalam mencapai tugas perkembangan kemandirian yang optimal. Kegiatan yang dilaksanakan dalam layanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling.

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP/MTS

Karakteristik peserta didik/konseli diartikan sebagai ciri-ciri yang melekat pada peserta didik SMP/MTS yang bersifat khas dan membedakannya dengan peserta didik/konseli lain pada satuan pendidikan. Karakteristik peserta didik/konseli SMP/MTS /MTs yang perlu dipahami meliputi aspek fisik, kognisi, sosial, emosi, moral, dan spiritual.

Aspek Fisik

Fisik peserta didik/konseli SMP/MTS  tumbuh secara cepat sebagai akibat dari hormon-hormon dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan organ-organ seksual. Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan aspek- aspek lainnya seperti seksualitas, emosionalitas, dan aspek-aspek psikososialnya.

Aspek Kognitif

Aspek kognitif peserta didik/konseli berubah secara fundamental dibandingkan dengan masa kanak-kanak yang menyebabkan remaja mampu berpikir abstrak. Akibatnya remaja menjadi kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa sebagai “pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris, dan menganggap orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Hal demikian menyebabkan remaja banyak mengalami konflik dengan orang lain, terutama dengan orang dewasa.

Aspek Sosial

Masyarakat memandang peserta didik SMP/MTS  bukan lagi anak-anak, namun belum juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat peserta didik SMP/MTS  (remaja) merasa diperlakukan secara tidak konsisten. Selain itu, remaja juga tidak suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa keberatan jika dituntut bertanggung jawab penuh sebagaimana orang dewasa pada umumnya.

Aspek Emosi

Peserta didik/konseli SMP/MTS  pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil. Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja mudah berubah-ubah. Perasaan remaja terhadap suatu objek tertentu mudah berubah. Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat potensial menimbulkan konflik.

Aspek Moral

Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini sangat terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja berkembang sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami perubahan cukup mendasar dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta didik/konseli SMP/MTS  sering mempersoalkan hal-hal yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya telah dihayati dan diyakini benar.

Aspek Religius

Aspek religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap kekuatan diluar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum SMP/MTS, peserta didik menerima keyakinan- keyakinan tersebut secara dogmatis. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, peserta didik/konseli SMP/MTS sering mempersoalkan religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh. Akibatnya, banyak remaja mempersoalkan. kembali keyakinan keagamaan mereka, mengalami penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan sebelumnya. Di sisi lain, keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP/MTS mendorong mereka lebih giat mencari informasi dan menguji kembali kebenaran yang mereka yakini.

DESKRIPSI KEBUTUHAN

Pada dasarnya sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan tempat dan kesempatan kepada semua kalangan anak bangsa dari beraneka ragam budaya suku bangsa, agama, ekonomi untuk dididik dan dikembangkan potensinya. Deferensi atau keberagaman dipandang sebagai kekayaan yang dapat digunakan sebagai suatu potensi kekuatan untuk membangun karakter kebangsaan. Kondisi siswa-siswi SMP/MTS adalah salah satu contoh adanya keberagaman tersebut, dari segi ekonomi sebagian besar mereka dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, tepatnya berasal dari keluarga kurang atau  tidak mampu, serta pendidikan orang tua sebagian besar tidak  melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni berkisar tamat SMP/MTS dan SMA/sederajat bahkan hanya tamat SD.

Program BK SMP/MTS dirancang dengan berlandaskan pada hasil olah data need assessment (analisis kebutuhan peserta didik) menggunakan alat tes DCM (Daftar Cek Masalah) pada kelas VII, VIII dan IX yang mengukur 12 aspek diantaranya: (1) Kesehatan, (2) Keadaan Ekonomi, (3) Kehidupan Keluarga, (4) Agama dan Moral, (5) Rekreasi dan Hobi, (6) Hubungan Pribadi, (7) Kehidupan Sosial dan Berorganisasi, (8) Masalah Remaja, (9) Penyesuaian terhadap Sekolah, (10) Penyesuaian terhadap Kurikulum, (11) Kebiasaan Belajar, dan (12) Masa depan dan Cita-cita. Berdasarkan hasil analisis DCM menunjukkan bahwa kelas VII memiliki perkembangan yang cukup baik pada 6 aspek yaitu Penyesuaian terhadap Sekolah, Agama dan Moral, Kehidupan Keluarga, Keadaan Ekonomi, Masalah Remaja, serta Rekreasi dan Hobi. Sedangkan untuk 6 aspek lainnya, yaitu Kesehatan, Hubungan Pribadi, Kehidupan Sosial dan Berorganisasi, Penyesuaian terhadap Kurikulum, Kebiasaan Belajar, serta Masa Depan dan CIta-cita, hambatan siswa dalam keenam aspek tersebut cenderung tinggi/di atas rata-rata. Maka dari itu keenam aspek tersebut menjadi acuan sasaran penyusunan program BK dalam memberikan serta mengembangkan layanan yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik untuk kelas VII.

Hasil analisis DCM pada kelas VIII menunjukkan bahwa para peserta didik pada jenjang ini memiliki perkembangan yang cukup baik pada 5 aspek yaitu Keadaan Ekonomi, Kehidupan Keluarga, Masalah Remaja, Agama dan Moral, serta Rekreasi dan Hobi. Di sisi lain, hambatan siswa cenderung tinggi pada 7 aspek lainnya, yaitu Kesehatan, Hubungan Pribadi, Kehidupan Sosial dan Berorganisasi, Penyesuaian terhdap Sekolah, Penyesuaian terhadap Kurikulum, Kebiasaan Belajar, serta Masa Depan dan CIta-cita. Maka dari itu ketujuh aspek tersebut menjadi acuan sasaran penyusunan program BK dalam memberikan serta mengembangkan layanan yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik untuk kelas VIII.

Terakhir, hasil analisis DCM pada kelas IX menunjukkan bahwa mereka memiliki perkembangan yang cukup baik pada 7 aspek yaitu Masalah Remaja, Agama dan Moral, Kehidupan Keluarga, Rekreasi dan Hobi, Penyesuaian terhadap Kurikulum, Keadaan Ekonomi, serta Penyesuaian terhadap Sekolah. Sedangkan untuk 5 aspek lainnya, yaitu Kesehatan, Hubungan Pribadi, Kehidupan Sosial dan Berorganisasi, Penyesuaian terhadap Kurikulum, Kebiasaan Belajar, serta Masa Depan dan CIta-cita, hambatan siswa dalam keenam aspek tersebut cenderung tinggi/di atas rata-rata. Maka dari itu kelima aspek tersebut menjadi acuan sasaran penyusunan program BK dalam memberikan serta mengembangkan layanan yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik untuk kelas IX. Dan khusus untuk kelas IX akan ditambahkan beberapa topik lainnya di luar aspek DCM diantaranya mengenai studi lanjut dan persiapan menghadapi ujian akhir. Bagi para peserta didik dengan hasil DCM yang menunjukkan masalah yang berat, akan diberikan penanganan khusus melalui pemberian layanan Konseling Individual, Konseling Kelompok, Kolaborasi bersama pihak-pihak terkait, maupun Konferensi Kasus. 

TUJUAN

Tujuan umum adanya BK di sekolah adalah membantu siswa agar dapat berkembang secara optimal, oleh karena itu program BK dibuat dengan berlandaskan pada need assesment (analisis kebutuhan peserta didik) siswa yang mengacu pada permasalahan yang tengah dialami oleh para peserta didik. Berbagai hambatan serta permasalahan dalam berbagai aspek yang tengah dialami siswa SMP/MTS menjadi acuan dasar dalam memilih berbagai kegiatan maupun materi dalam program untuk menunjang keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian tugas perkembangan. Maka dari itu adanya program BK menjadi kegiatan penting yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam usaha menjadi pribadi yang berkembang optimal, mandiri, dan memiliki karakter yang positif, membantu peserta didik dalam mengenal dan memahami segala kelebihan dan kekurangannya, memenuhi tugas perkembangan yang seharusnya mereka penuhi di usianya, serta membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mereka telah atau tengah alami, terlebih memahami fungsi preventif BK yakni upaya layanan yang diberikan sebelum masalah itu terjadi. Sehingga peserta didik mampu atau dapat mengembangkan dirinya secara optimal, terbentuknya pribadi yang mandiri serta berkarakter baik sebagai makhluk Tuhan maupun sebagai makhluk sosial. Untuk Program  Program Kerja Pelayanan Bimbingan dan Konseling bagi yang membutuhkan silahkan download link di bawah ini :

 

Download Program Kerja Pelayanan Bimbingan dan Konseling Tingkat SMP/MTs

Artikel Terkait :

0 Response to "PROGRAM KERJA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) TINGKAT SMP/MTs TERBARU"

Post a Comment